Mau ganti pacar? Jangan buru-buru, kamu bisa nyesel.
We’ve seen so many smart people who have the same problem.
Kamu baru aja jadian sama gebetan dan rasanya happy banget. Tapi kurang dari sebulan, mulailah ada masalah. Dia suka telat lah. Dia sering mengontrol kamu dan kamu merasa nggak dipercaya lah. Dia suka ngomong yang nggak enak lah. Adaaaa aja masalahnya.
Akhirnya kalian putus, dan kamu ngarep punya pasangan baru. Dan kamu pun giat mencari lagi.
Sayangnya, setelah kalian jadian, masalah yang sama berulang lagi. Padahal orangnya beda!
Makanya, kamu perlu menyadari dulu 11 alasan kenapa kamu jarang merasa happy saat punya relationship dan pengin banget ganti pacar lagi.
Table of Contents
11 Alasan Kenapa Gonta-ganti Pacar Nggak Akan Bikin Kamu Bahagia
1. Takut kesepian.
Kebanyakan orang berusaha keras menjauhi kesendirian karena kadang-kadang mengantarkan kamu pada perasaan sepi dan kosong. Nggak mengherankan, banyak yang melompat dari satu hubungan ke hubungan percintaan berikutnya dalam waktu yang cepat. Inilah yang dinamakan dengan fenomena relationship hopping. Tujuannya cuma satu: mengalahkan perasaan kesepian yang mencekam.
Kalau putusnya cepat, ya cari lagi. Begitu terus berulang-ulang.
Padahal, berkencan nggak akan membuat kamu sembuh dari luka di masa lalu. Kalau kamu memutuskan untuk pacaran lagi demi menghilangkan kegundahan yang kerap kali melanda, hal ini justru akan menjadi bumerang buat kamu.
Kenapa? Karena kamu akan jadi orang yang needy, dan bikin pacar baru kamu begah, dan akhirnya ninggalin kamu lagi. Kejadiannya yang sama pun terjadi lagi, walaupun orangnya beda.
2. Berkencan nggak akan selalu menjamin bahagiamu.
Tergesa-gesa dalam memulai sebuah hubungan baru bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan. Karena kalau kamu meletakkan bahagiamu di tangannya, dijamin kamu cuma bakalan menderita.
Bayangkan, ketika suatu waktu dia memilih untuk bersenang-senang seorang diri, kamu merasa di-reject. Kamu mulai merasa kesepian lagi. Apa bedanya ketika kamu punya status lajang, dong?
Punya pacar baru hanya untuk melengkapi diri kamu bukanlah solusi yang bijaksana.
3. Trauma masa lalu bikin kamu punya belief bahwa kamu berkekurangan.
Apa pun yang kamu lakukan, berapa pun yang kamu miliki, kamu merasa tetap ada yang kurang. Merasa tidak cukup.
Jadilah kamu berpetualang mencari orang lain untuk menutup rasa kekurangan itu. Punya pasangan dua, tiga, empat, bahkan enam belas pun, kamu masih pengin saja kalau lihat ada “barang bagus” berupa cewek cantik atau cowok ganteng.
Sedihnya lagi, sudah punya banyak pasangan pun, di lubuk hati terdalam kamu tetap merasa nggak bahagia.
4. Kamu malu dikasih label jomblo.
Beberapa orang percaya bahwa hanya melakukan berbagai hal seorang diri akan tampak sangat memalukan dan menyedihkan. Kasihan banget kalau ada orang nonton di bioskop sendirian. Pasti hidupnya sepi banget.
Padahal, kalau mau melihatnya dari perspektif yang berbeda, itulah yang disebut kemandirian.
Makanya, ketika orang itu akhirnya punya relationship, dia membawa kemandirian ke dalam hubungan romantisnya, nggak needy, dan mereka pun bahagia.
Nggak percaya? Coba tanya aja ke diri sendiri. Kalau ada orang yang over needy banget ke kamu, pasti kamu pengin kabur.
5. Merasa kurang berharga
Buat kamu yang selalu merasa diri sendiri kurang berharga, punya pacar baru dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri. Kamu akan terus-menerus mencari validasi dari orang lain dan berganti-ganti pacar merupakan salah satu cara yang dianggap mampu menvalidasi kemampuan diri.
Sebaliknya, ketika hubungan kandas, harga diri akan jatuh lagi.
Akhirnya, kamu terus mencari pasangan yang mau menerima kamu apa adanya untuk menaikkan harga diri kamu.
Let us tell you a secret. Mencari validasi dari orang lain hanyalah pekerjaan sia-sia yang menguras emosi dan membuat harga diri kamu bukannya naik, malahan terus merosot ke titik terendah.
6. Selalu merasa insecure.
Kalau alasan kamu untuk memiliki seseorang yang mendampingi kamu didasari oleh keinginan untuk merasa aman, hasilnya, kamu akan mudah curiga terhadap pasangan kamu. Kamu sulit percaya kepadanya, sering mengecek telepon genggamnya, stalking social medianya, dan melakukan interogasi tingkat detektif terhadap pasangan.
Setiap hari, kamu merasa anxious dan selalu memikirkan kemungkinan terburuk, namun di saat yang bersamaan, kamu clingy dan melekat terhadap pasangan kamu.
Tapi di sisi lain, kamu juga takut berkomitmen karena takut terlalu bergantung terhadap pasangan.
Dua-duanya bikin kamu over thinking dan nggak pernah merasa nyaman.
Ujung-ujungnya, kalian putus dan kamu kehilangan tempat bergantung sehingga merasa butuh untuk segera mencari pengganti. Dan bisa ditebak, hasil akhirnya selalu sama.
7. Kamu akan selalu membandingkan yang sekarang dengan yang dulu.
Dengan sering berganti pasangan, kamu jadi punya banyak pembanding terhadap pasanganmu yang sekarang, sekalipun kamu sudah menemukan pasangan yang mendekati sempurna. Malahan, bisa-bisa kamu terobsesi untuk mendapatkan yang lebih lagi.
Ujung-ujungnya, kamu selingkuh dan hubungan kalian berakhir. Kamu pun menyesal, bahkan memohon-mohon untuk minta balik.
8. Mencari sesuatu yang bisa dikontrol.
Kamu merasa hidup kamu tidak bisa dikontrol. Rasanya, segala sesuatu yang ada di sekitar kamu selalu mengecewakanmu. Makanya, kamu berusaha untuk selalu punya pasangan karena ingin mencari sesuatu yang bisa dikontrol.
Kamu berusaha memoles hubungan kamu seindah mungkin sampai-sampai kamu lupa, yang di sebelah sana pun adalah manusia juga yang bisa memutuskan dan menentukan keinginannya sendiri. Hubungan romantis adalah pekerjaan dua orang, bukan cuma urusan kamu. Nggak ada satu orang pun di dunia yang senang dikontrol karena nggak dipercaya bisa menentukan pilihannya, kecuali robot. Akhirnya terjadilah konflik-konflik yang menyebabkan hubungan berakhir.
9. Keinginan untuk menciptakan hidup yang sempurna.
Akibat sering buka Instagram, kamu jadi iri dengan hubungan romantis ala Nana Mirdad dan Andrew White. Sosok mereka cantik, anggun, dan ganteng, serta dikaruniai keluarga yang kompak, membuatnya menjadi panutan semua orang.
Kamu pun mulai membanding-bandingkan kehidupan kamu dengan orang lain, termasuk membandingkan pacar. Gambaran tentang kesempurnaan membuat kamu jadi kurang menghargai apa yang sudah dimiliki.
Akhirnya karena tidak puas dan merasa tidak bahagia, kamu terus mencari yang lebih baik dan berganti-ganti pacar. Alasannya, lebih baik gonta-ganti pacar sebelum menikah supaya nanti rumah tanggamu terhindar dari yang namanya perselingkuhan. Kamu berpikir bahwa berpetualang mencari cinta sejati sudahlah semestinya dilakukan.
Hasilnya, kamu menukar kebahagiaan dengan pasangan yang sebenarnya sudah cocok hanya demi mencari “kesempurnaan” yang semu.
10. Selalu ada alasan mengapa hubunganmu nggak bertahan lama.
Bila kamu terus-menerus berganti pacar demi mencari kebahagiaan, selalu saja akan ada titik ketika suatu hubungan akhirnya gagal, dan emosi negatif akan tumbuh lebih subur.
Kenapa? Karena bahagia yang kamu cari-cari nggak pernah ada di pasangan yang sedang bareng sama kamu.
Let us tell you another secret. Bahagia itu datangnya dari dalam, bukan dari faktor eksternal. Ketika kamu membawa bahagia yang datang dari dalam diri kamu ke hubungan kamu dan si dia melakukan hal yang sama, semua rasanya jadi komplit, karena kalian nggak saling bergantung dan cinta pun terus ada, karena apa yang kamu berikan tanpa mengharap balas akan kembali ke kamu juga.
11. Kamu nggak tau apa yang kamu inginkan dalam hidup.
Karena kamu merasa kehilangan arah dalam kehidupan, makanya kamu ingin punya pasangan yang bisa menyelamatkanmu dari kebosanan dan penderitaan hidup.
Padahal, setiap orang punya masalah, dan ingat, like attracts like. Kalau kamu punya magnet seperti itu, maka kamu akan dapat pacar yang punya keinginan yang sama: minta diselamatkan dari hidup.
Hasilnya, kalian tidak akan pernah puas dengan apa yang kalian punya. Hubungan jadi sering konflik dan akhirnya putus.
Akar pahitnya harus disembuhkan dulu.
Semua alasan di atas adalah beberapa akar pahit yang menyebabkan kamu terus-terusan ngarep cinta.
Kalau akar pahit berupa ketidaksukaan, keluhan, ketidak ikhasan, dan keyakinan negatif tidak disembuhkan, maka kamu akan terus mengalami kejadian yang serupa dengan orang yang berbeda-beda. Kamu akan berputar dalam kejadian serupa.
Nah, udah tahu, kan? Next time kamu pengin gonta-ganti pacar, kamu jadi bisa menyadari akar masalahnya dan menyembuhkannya dulu sehingga nggak perlu mengalami kejadian yang serupa.
Setelah itu, baru cari pacar baru.
Pengin move on?
Kalau kamu udah siap untuk punya relationship yang selama ini kamu mimpi-mimpikan, yuk, ikutan kelas “Ngarep Cinta” bareng Coach Anti dan Coach Lia. Heal your broken heart and attract true love.
Karena kamu berhak untuk bahagia beneran.
Sekarang giliran kamu.
Pernah nggak kamu gonta-ganti pacar untuk mengejar bahagia? Share pengalaman kamu di kolom komentar, ya.
Save this for later!
Apakah post in bermanfaat dan menginspirasi buat kamu? Simpan di board kamu di Pinterest. Dan bagikan di social media-mu. That way, you’ll always have this info on hand!
Leave a Reply