Apakah kamu termasuk orang yang memilih hidup sendiri karena nggak mau ribet punya pasangan?
Memilih hidup sendiri itu sah-sah saja.
Tapi tunggu dulu…. Sebelum kamu memutuskan untuk hidup sendiri dan tidak berpasangan, jawab dulu pertanyaan tentang pengenalan diri berikut ini.
Table of Contents
Ada orang yang memutuskan nggak mau punya pasangan.
Karena berada di tengah-tengah masyarakat yang memuja pentingnya hidup berpasangan, banyak orang yang memilih hidup sendiri merasa keki.
Pasalnya, selain beranggapan kalau hidup berpasangan nggak selalu akan berujung seperti film drama romantis, mereka yang melajang masih terus mendapat kutukan, sindiran nyelekit, dan cap negatif.
“Makanya jangan terlalu mandiri kalau jadi cewek, cowok mah takut…”
“Kalau jadi cowok tuh nggak usah milih-milih… Cari cewek yang bisa ngurus anak udah cukup.”
“Makanya jangan julid kalau jadi orang, kan jadi nggak ada yang mau deketin!”
“Mungkin belum ketemu jodoh aja, kali… Sabar, ya…”
Untuk orang-orang yang memang sengaja untuk hidup sendiri, omongan-omongan seperti ini bikin kuping panas. Bukannya mereka memilih hidup sendiri karena kepribadian minus sehingga nggak ada yang naksir, sulit move on, belum menemukan pasangan yang bikin bahagia, punya standar ketinggian, atau alasan lain yang penuh penghakiman lainnya, tapi memang itu pilihan mereka.
Jadi selama pilihan untuk hidup sendiri didasarkan atas pilihan yang sehat, semuanya normal-normal saja.
Nah, motif kamu memilih hidup sendiri itu memang karena inspirasi hidupmu adalah tanpa pasangan?
Atau karena trauma masa lalu?
Ingat, nggak ada yang salah dengan keputusan memilih hidup sendiri, kalau semuanya dilakukan secara sadar.
Sebelum memutuskan, cek dulu apakah keputusan itu didasari dari hal-hal di bawah ini.
5 hal yang perlu dicek sebelum kamu memilih hidup sendiri
1. Trauma masa lalu
Trauma masa lalu mungkin disebabkan karena kamu sendiri pernah punya hubungan yang buruk, orang tuamu sering berantem, mereka bercerai, atau bisa juga sering baca buku yang kebanyakan drama dan nonton sinetron tentang hubungan yang tidak bahagia.
Semua memori buruk direkam otakmu. Lalu disimpan di dalam pikiran alam bawah sadar dan sel-sel tubuh. Dan tanpa sadar, memori itu akan mengendalikan pilihan hidupmu.
Hasilnya, kamu bertindak dan bereaksi tanpa sadar juga. Kamu pikir itu pilihan, padahal sebenarnya pelarian dari rasa takut akan mengalami memori buruk tersebut.
Kegagalan dalam sebuah hubungan dianggap sebagai sebuah kegagalan besar yang memalukan.
Coba sadari dulu, pilihan untuk hidup sendiri itu memang keputusan yang disadari atau karena motif nggak mau kecewa lagi?
Kalau kamu mau tahu lebih jauh tentang penyebab trauma masa lalu, baca blog post tentang 3 Penyebab Trauma Masa Lalu Yang Mempengaruhi Hubungan Asmaramu.
2. Sangat ingin menghindari konflik dan drama
Mungkin kamu pernah melihat orang-orang yang yang punya pasangan sering kali mengalami konflik dan sering terjadi drama yang nggak penting di antara mereka.
Dari sepersekian hubungan yang kamu lihat, akhirnya kamu mengambil kesimpulan bahwa semua hubungan penuh drama dan ujung-ujungnya menderita.
Bila keputusan kamu untuk hidup sendiri didasari penghakiman, maka kamu akan terus melihat hubungan yang selalu punya konflik di sekitar kamu. Bahkan kalau pun ada pasangan yang terlihat bahagia, secara nggak sadar, kamu akan mengumpulkan bukti-bukti bahwa hubungan mereka bukannya tanpa cacat.
Iklan, film, dan musik bertanggung jawab dalam meyakinkan kamu tentang hal ini. Padahal, mereka semua cuma jualan tiket konser dan tiket bioskop. Kalau nggak dilebih-lebihkan, nggak bakalan ada yang beli.
Let us tell you a secret. Hubungan yang bahagia, rukun, dan selaras bukan hanya karangan Disney dan drama Korea aja. Semua mungkin bila masing-masing individu sudah bebas dari trauma, akar pahit, dan luka, batin.
Apakah kamu memilih hidup sendiri untuk alasan yang ini? Bila ya, segera lepaskan.
Pasalnya, yang terpenting bukan apa yang kamu katakan atau pikiran terhadap hidup orang lain. Namun, ini adalah soal apakah kamu menjalani kehidupan terbaik versi kamu sendiri, bukan dari kisah orang lain.
Hidup melajang bisa bahagia dan sejahtera, asalkan keputusannya diambil dari keadaan yang sadar tanpa alasan negatif.
3. Perasaan insecure bila punya pasangan
Dalam sebuah hubungan, idealnya satu sama lain memiliki komitmen untuk saling menyayangi, menghormati, dan mengasihi. Namun, terkadang hal sebaliknya justru terjadi sehingga hubungan sepasang kekasih menjadi tidak sehat.
Kamu berpikir, bagaimana kalau kamu nggak beruntung dan malahan mendapatkan pasangan yang terlalu posesif dan memiliki rasa cemburu yang begitu besar? Belum lagi kalau dia menuntut kontrol absolut.
Dia sulit percaya, sering mengecek telepon genggam, dan sering melakukan interogasi tingkat detektif terhadap pasangan. Kamu pun takut akhirnya melakukan hal yang sama! Kamu merasa tidak cukup.
Kamu lalu berkeyakinan bahwa hidup berpasangan hanya akan membatasi diri kamu. Kamu merasa tidak bebas untuk menjadi diri sendiri. Semua diatur-atur sehingga kamu nggak bisa berkreasi.
Di sisi lain, kamu juga takut kalau kamu terlalu bergantung terhadap pasangan, sekalipun sudah dibatasi begitu, sehingga terjebak di dalam hubungan yang tidak sehat.
Apakah kamu takut berkomitmen karena alasan-alasan ini?
4. Alasan ekonomi
Banyak orang nggak ingin menikah karena hal itu hanya akan membebani perekonomian mereka yang semakin susah. Sejak lulus kuliah, mereka lebih memilih hidup sendiri untuk mencukupi kebutuhan sendiri tanpa perlu mengurusi hal lainnya. Mereka lebih suka mencari uang yang banyak, lalu menikmatinya sendiri.
Padahal kalau kamu sadari, semakin kamu takut miskin, semakin kamu kebingungan, ke mana tabungan kamu menguap di akhir bulan. Apa yang kamu takutkan akan terjadi, karena begitulah cara pikiran bekerja. Semakin kamu menfokuskan diri pada hal yang negatif, maka itulah yang akan kamu lihat.
Lagipula, rezeki, kan, sudah ada yang mengatur.
Nah, sebelum memilih hidup sendiri, tanyakan dulu kepada diri sendiri, apakah kamu takut hidup di jalan dan tidak bisa memenuhi kebutuhan setelah punya pasangan?
5. Keinginan untuk hidup sempurna
Akibat sering buka social media, kamu pun mulai membanding-bandingkan kehidupan kamu dengan orang lain, termasuk membandingkan pasangan. Gambaran tentang kesempurnaan membuat kamu jadi kurang menghargai apa yang sudah dimiliki. Tidak ada satu orang pun yang tampak sempurna di matamu.
Daripada merasa tidak puas dan tidak bahagia, akhirnya kamu memilih untuk hidup sendiri.
Apakah kamu melihat dunia dengan cara hitam-putih seperti ini sehingga memilih hidup sendiri?
Lester Levenson, seorang American Master modern, pernah bilang kalau hidup itu tidak hitam, tidak putih, tapi abu-abu. Hidup itu bukan “atau”, hidup itu “dan”.
Sadari dan sembuhkan sekarang.
Sebelum memutuskan dan menentukan pilihan, sadari dan sembuhkan dulu apa motif di belakang keputusanmu.
Jangan sampai keburu tua, baru merasa menyesal dan kesepian.
Agar mengerti cara penyembuhan, kamu bisa ikutan kelas healing bareng Coach Anti dan Coach Lia, yuk. Setelah itu, kamu nggak akan menyesal bila akhirnya memilih hidup sendiri.
Ingat, kebahagiaan dan kesehatan mentalmu adalah yang utama.
Sekarang giliran kamu.
Apakah kamu pernah memilih dan memutuskan sesuatu tanpa sadar? Tuliskan di kolom komentar, ya.
Save this for later!
Apakah post in bermanfaat dan menginspirasi buat kamu? Simpan di board kamu di Pinterest. Dan bagikan di social media-mu. That way, you’ll always have this info on hand!
Leave a Reply